PEMADAM KEBAKARAN HUTAN
ALAT PEMADAM KEBAKARAN HUTAN
Akan Pentingnya Perlengkapan Pemadam Kebakaran Hutan Sejak Dini.
Kebakaran hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian ekonomis, pengembangan ilmu pengetahuan, dan ekologis atau nilai lingkungan hidup. Kebakaran hutan menyebabkan banyak kerugian diantaranya kerugian ekologis, ekonomis, dan sosial. Oleh karena itu tindakan pengendalian kebakaran hutan perlu dilakukan.
Salah satu cara pengendalian kebakaran yaitu dengan tindakan pemadaman kebakaran. Kegiatan tersebut memerlukan pengenalan peralatan pemadaman kebakaran hutan. Peralatan pemadaman kebakaran diantaranya helm, sarung tangan, baju pelindung kebakaran, tempat minum, serokan, golok, masker, gergaji, sepatu boot, sabuk, kapak dua fungsi (pulaski), alat pemotong, pengait rumput, dan semak (bushhooks), sekop api (fire shovel), garu sekop (shovel rake hoe), cangkul, kepyok api (flaper), fire broom (penggaruk), dan pompa punggung (backpack sprayer). Peralatan pemadam kebakaran tersebut sangat berperan penting dalam kegiatan pemadaman kebakaran.
Kebakaran hutan adalah keadaan hutan/lahan dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan hutan/lahan dan hasil-hasilnya dan menimbulkan kerugian. Secara umum, penyebab kebakaran hutan adalah kondisi suhu udara yang tinggi dan curah hujan yang rendah, sehingga sisa-sia bahan olahan kayu, daun, dan rumput kering yang bergesekan mudah terbakar. Kebakaran hutan terjadi ketika matahari bersinar terang dan suhu udara tinggi, bila di permukaan tanah terdapat mineral berwarna terang, maka mineral tersebut dapat berfungsi sebagai lensa yang menghasilkan titik api, sehingga kobaran api mulai terbentuk. Tiupan angin yang menyertai akan menyebarluaskan kebakaran.
Api merupakan zat pijar yang menyala dan mengeluarkan cahaya dan panas serta dapat menghasilkan nyala, asap, dan bara. Api bisa terjadi dengan adanya tiga unsur berikut, yaitu: benda yang dapat terbakar (bahan bakar), panas, dan Oksigen (udara). Ketiganya biasa disebut sebagai segitiga api (fire triangle of combustion). Jadi untuk memadamkan api kita perlu menghilangkan salah satu dari ketiga unsur tersebut. Selain itu, dalam pengendalian kebakaran hutan yang terjadi maka diperlukan suatu alat dalam menghambat dan menghentikan api agar tidak menjalar lebih luas.
Pelaksanaan pemadaman bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pada metode pemadaman langsung, semua upaya pemadaman diarahkan langsung pada lidah api. Dalam metode ini ada dua pilihan : Pertama menyerang muka api dengan kepyokan (alat pemukul) atau melemparkan material, seperti tanah/lumpur/pasir pada lidah api. Kedua memulai memadamkan api dari bagian belakang dan bergerak ke depan melalui ke dua sisi api dan terakhir menguasai muka api. Pilihan yang pertama adalah mungkin pada kondisi kebakaran kecil.
Pada kasus kedua, di mana kondisi kebakaran besar dan terlalu panas untuk didekati, sehingga strategi penyerangan harus dimulai dari belakang dan kemudian bergerak menyerang melalui sisi api hingga didapatkan muka api, tindakan tersebut diambil untuk mengurangi panas dan menghentikan penyebaran api ke arah samping.
Jika kebakaran kecil pada daerah belukar dan menjalar ke arah bukit, dan terlalu panas untuk diserang dari arah depan, mulailah memadamkan api dari arah belakang dan kemudian bergerak ke depan melalui sisi-sisi api di dalam areal yang sudah terbakar dan menujulah ke arah muka api setelah kebakaran mencapai puncak bukit. Penyerangan langsung dari depan dimungkinkan apabila muka api telah mencapai puncak punggung bukit. Kebakaran harus dikendalikan sebelum api turun atau loncat ke sisi bukit atau bukit lain.
Pada pemadaman tidak langsung, ilaran ditempatkan bergantung pada topografi dan sekat bakar alami atau buatan yang sudah ada seperti jalan. Metode pembakaran tidak langsung merupakan alternatif lain jika kebakaran menjalar dengan sebegitu cepatnya dan melintasi bahan bakar berat dan kemudian adalah sudah tidak memungkinkan lagi untuk diserang secara langsung.
Sarana dan prasarana pengendalian kebakaran hutan adalah peralatan dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung pengendalian kebakaran hutan (Hariyanto 2009). Peralatan dan fasilitas tersebut terdiri dari :
1. Peralatan tangan
2. Perlengkapan perorangan
3. Pompa air dan perlengkapannya
4. Peralatan telekomunikasi
5. Pompa bertekanan tinggi
6. Peralatan mekanis
7. Peralatan transportasi
8. Peralatan logistik, medis, dan SAR
9. Gedung
PERALATAN TANGAN
1. Kapak dua fungsi (pulaski) yang berfungsi untuk memotong pohon kecil, mencongkel menggaruk, dan menggali dalam pembuatan ilaran api dan pembersihan bahan bakar
2. Kapak dua mata berfungsi memotong pohon ukuran kecil hingga sedang
3. Alat pemotong dan pengait (bushhook) berfungsi untuk mengurangi akumulasi bahan bakar yang ada di tajuk
4. Golok fungsinya untuk membersihkan semak belukar/ranting
5. Gergaji fungsinya untuk menebang pohon-pohon kecil
6. Gepyok/Pemukul Api (flapper)
7. Garu Tajam (fire rake) fungsinya untuk mengumpulkan bahan bakar permukaan
8. Garu Pacul
9. Cangkul fungsinya untuk menggali tanah
10. Sekop (shovel) fungsinya untuk melemparkan tanah atau lumpur serta memukul api
11. Pompa punggung (backpack pump) fungsinya untuk menyemprotkan air
12. Obor sulut tetes
PERLENGKAPAN PERORANGAN
antara lain seperti : Helm, Lampu Kepala, Kacamata, Slayer, Sarung Tangan, Kopel rim, Peples, Sepatu boot, Pakaian pelindung
POMPA AIR DAN PERLENGKAPANNYA
antara lain seperti : Slip on unit/ Pompa sorong, Pompa jinjing, Pompa apung, Tangki air
PERALATAN TELEKOMUNIKASI
antara lain seperti : Radio genggam (handy talky), Radio mobil, RIG, HP, Megapon, Peluit
PERALATAN MEKANIS
antara lain seperti : Gergaji rantai (chainsaw), Traktor, Buldozer, Grader
PERALATAN TRANSPORTASI
antara lain seperti : Mobil / kapal / pesawat pemadam, Mobil Slip On Unit, Mobil/kapal personil dan logistik, Sepeda motor
GEDUNG
antara lain seperti : Gudang peralatan, Kantor, Mes personil, Garasi, Bengkel
STRATEGI PENGGUNAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN HUTAN
Strategi penggunaan Alat Pemadam Kebakaran Hutan yang pertama adalah penggunaan air. media pemadaman ini yang paling efektif untuk kebakaran benda padat dan dapat dengan cepat untuk pengendalian api. Air juga bisa digunakan untuk pendinginan lokasi dan untuk menghambat penyebaran api. Air ini dapat didistribusikan dari truk tangki, pompa punggung maupun penampung air lainnya seperti sungai dan waduk yang ada disekitar tempat kebakaran. Apabila kebakaran terjadi pada rerumputan, semak belukar, serasah dan topografi tanah datar maka truk tangki dapat bergerak secara perlahan-lahan sepanjang sisi api dan langsung dilakukan tindakan pemadaman. Namun Pada daerah lain yang konturnya menyulitkan truk tangki, pemadaman dapat dilakukan dengan pompa punggung dengan cara yang sama. Pelaksanaan pemadaman dengan air akan efektif bila dilaksanakan penyemprotan sejajar dengan sisi api. Namun perlu diperhatikan menggunakan media Air harus dengan efisien dan secukupnya untuk menghindari pemborosan/kelangkaan air.
Strategi penggunaan Alat Pemadam Kebakaran Hutan yang lain menggunakan media Tanah berlumpur ataupun pasir. hal ini cukup efektif untuk mengendalikan api pada pohon yang telah mati, kering, dan sisa-sisa tegakan atau pangkal-pangkal semak belukar. Tindakan yang dilakukan adalah mengayunkan material dengan menggunakan sekop ke arah titik api untuk menekan api, menutupi area terbakar agar terbebas dari oksigen dan bisa juga untuk pendinginan. Gerakannya yang dilakukan harus cepat dan terus-menerus sehingga api benar-benar padam.
(dikutip-dari berbagai narasumber)
Showing 1–9 of 28 results