Peralatan Pemadaman Kebakaran
Peralatan Pemadaman Kebakaran
Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin terbakar ditempat yang bersangkutan.
1. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana
a. Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan (side effect), sehingga air paling banyak dipakai untuk memadamkan kebakaran. Persedian air dilakukan dengan cadangan bak-bak air dekat daerah bahaya, alat yang diperlukan berupa ember atau slang/pipa karet/plastik.
b. Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak masuk sehingga api padam. Caranya dengan menimbunkan pada benda yang terbakar menggunakan sekop atau ember
c. Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk menutup kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah tangga, luasnya minimal 2 kali luas potensi api.
d. Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu penyelamatan dan pemadaman kebakaran.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus diisi ulang sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi : jenis air (water), busa (foam), serbuk kering (dry chemical) gas cair ramah lingkungan dan gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari oksigen di sekitar bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung karena dorongan gas bertekanan.
Contoh Konstruksi APAR sebagai berikut :
Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi Kebakaran A : adalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya kertas, kayu, tekstil, plastik, benda-benda padat lain bukan logam, dll.
Klasifikasi Kebakaran B : adalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya bahan bakar minyak dan gas, antara lain bensin, solar, tiner, spriritus, minyak tanah, cat, oli maupun gas elpiji, dll.
Klasifikasi Kebakaran C : adalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya instalasi listrik, instalasi genset, instalasi elektronik, otomotif, dll.
Klasifikasi Kebakaran D : adalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya benda-benda logam, metal, alumunium, seng, baja, tembaga, dll.
Karakteristik APAR
1) APAR jenis tertentu bukan merupakan pemadam untuk segala jenis kebakaran, oleh karena itu sebelum menggunakan APAR perlu diidentifikasi jenis bahan yang terbakar.
2) APAR hanya ideal dioperasikan pada situasi tanpa angin kuat, APAR kimiawi ideal dioperasikan pada suhu kamar
3) Waktu ideal : 3 detik operasi, 10 detik berhenti, waktu maksimum terus menerus 8 detik.
4) Bila telah dipakai harus diisi ulang (refilling)
5) Harus diperiksa secara periodik, minimal 1 tahun sekali. (percayakan perusahaan jasa dibidang proteksi kebakaran yang telah resmi memiliki sertifikasi PJK3, AK3 Bidang Kebakaran dan ISO, dll.)
Alat Pemadam Kebakaran Besar APAB
Alat-alat ini ada yang dilayani secara manual ada pula yang bekerja secara otomatis.
a. Sistem hidran mempergunakan air sebagai pemadam api. Terdiri dari pompa, saluran air, pilar hidran (di luar gedung), boks hidran (dalam gedung) berisi : slang landas, pipa kopel, pipa semprot dan kumparan slang
b. Sistem penyembur api (sprinkler system), kombinasi antara sistem isyarat alat pemadam kebakaran.
c. Sistem pemadam dengan gas bersih ramah lingkungan ( Gas System, FM 200, Novec 1230, dll)
- Published in Pemadaman Api
Pentingnya Pelatihan Pencegahan dan Pemadaman Api Kebakaran
1. Pertimbangan Utama
Mengapa perlu mengadakan pelatihan pencegahan dan pemadaman kebakaran serta upaya penanggulangan bahaya kebakaran ?
Tujuannya karena : adanya potensi bahaya kebakaran di semua tempat, kebakaran merupakan peristiwa berkobarnya api yang tidak dikehendaki dan selalu membawa kerugian baik moril maupun materiil. Dengan demikian usaha pencegahan harus dilakukan oleh setiap indivisu dan unit kerja agar jumlah peristiwa kebakaran, penyebab kebakaran dan jumlah kecelakaan kerja dapat dikurangi sekecil seminimum mungkin melalui perencanaan yang baik. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta mampu mengidentifikasi potensi penyebab kebakaran di lingkungan
tempat kerjanya dan melakukan upaya pemadaman kebakaran sejak dari dini.
Proses terjadinya kebakaran akibat bertemunya 3 unsur penyebab api yaitu : bahan (yang dapat atau mudah terbakar), suhu panas, penyalaan/titik nyala dan zat pembakar (O2 atau udara).
Untuk mencegah terjadinya api kebakaran adalah dengan mencegah bertemunya salah satu dari dua unsur lainnya.
2. Pengendalian Bahan Yang Dapat Terbakar
Untuk mengendalikan bahan yang dapat terbakar agar tidak bertemu dengan dua unsur yang lain dilakukan melalui identifikasi bahan bakar tersebut. Bahan bakar dapat dibedakan dari jenis, titik nyala dan potensi menyala sendiri. Bahan bakar yang memiliki titik nyala rendah dan rendah sekali harus diwaspadai karena berpotensi besar penyebab kebakaran. Bahan seperti ini memerlukan pengelolaan yang memadai : penyimpanan dalam tabung tertutup, terpisah dari bahan lain, diberi sekat dari bahan tahan api, ruang penyimpanan terbuka atau dengan ventilasi yang cukup serta dipasang detektor kebocoran. Selain itu kewaspadaan diperlukan bagi bahan-bahan yang berada pada suhu tinggi, bahan yang bersifat mengoksidasi, bahan yang jika bertemu dengan air menghasilkan gas yang mudah terbakar (karbit), bahan yang relatif mudah terbakar seperti batu bara, kayu kering, kertas, plastik, cat, tiner, kapuk, kain, karet, jerami, sampah kering, serta bahan bahan yang mudah meledak pada bentuk serbuk atau debu.
3. Pengendalian Titik Nyala
Sumber titik nyala yang paling banyak adalah api terbuka seperti nyala api kompor, pemanas, lampu minyak, api rokok, api pembakaran sampah dsb. Api terbuka tersebut bila memang diperlukan harus dijauhkan dari bahan yang mudah terbakar. Sumber penyalaan yang lain : benda membara, bunga api, petir, reaksi eksoterm, timbulnya bara api juga terjadi karena gesekan benda dalam waktu relatif lama, atau terjadi hubungan singkat rangkaian listrik.
Contohnya :
• Jangan mengisi minyak pada saat kompor menyala, Sumbu kompor jangan sampai ada yang kosong atau tidak terisi sumbu, Jangan meninggalkan kompor yang menyala
• Jangan menggunakan stekker listrik berlebihan
• Sambungan kabel harus sempurna (taati peraturan PLN)
• Hati-hati menaruh lilin dan obat nyamuk (beri alas yang tidak mudah terbakar)
4. Klasifikasi Kebakaran
Berdasar Permenaker Nomor : 04/MEN/1980 penggolongan atau pengelompokan jenis kebakaran menurut jenis bahan yang terbakar, dimaksudkan untuk pemilihan media pemadam kebakaran yang sesuai. Pengelompokan itu adalah :
1. Kebakaran kelas (tipe) A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam, seperti : kertas, kayu, tekstil, plastik, karet, busa dll. atau yang sejenis dengan bahan itu.
2. Kebakaran kelas (tipe) B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar, seperti : bensin, aspal,gemuk, minyak, alkohol, LPG dll. atau yang sejenis dengan bahan itu.
3. Kebakaran kelas (tipe) C, yaitu kebakaran listrik yang bertegangan atau peralatan electrical lainnya yang mengandung listrik.
4. Kebakaran kelas (tipe) D, yaitu kebakaran bahan logam, seperti : aluminium, magnesium, kalium, dll. yang sejenis dengan itu.
5. Sebab-Sebab Kebakaran
1. Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran, kurang berhati-hati menggunakan alat dan bahan yang dapat menimbulkan api, kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
2. Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari, letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan.
3. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan kimia di mana bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah meledak atau terbakar.
4. Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase, mencari keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan, tujuan taktis pertempuran dengan jalan bumi hangus.
Maka sebab itulah arti pentingnya pelatihan pencegahan dan pemadaman kebakaran sejak dini
- Published in Pelatihan Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran
Alat Pemadam Api Murah di Jogja
Alat Pemadam Api MaxGuard
adalah : Alat Pemadam Api serbaguna yang dirancang secara khusus sesuai kebutuhan dan spesifikasi bencana kebakaran pada bangunan gedung : Perkantoran, Industri, Perbankan, Perhotelan, Pertokoan / Mall, Pasar Modern & Tradisional, Industri Kayu & Barang Kerajinan, Rumah Tinggal maupun bangunan gedung lainnya yang setiap saat selalu diperlukan Bersih, Steril dan Ramah Lingkungan ( Rumah Sakit, Industri Makanan & Minuman, Laboratorium Medis / Komputer ), Industri Kelistrikan, Otomotif, Kios-Kios Bbm, Panel Kontrol Elektrikal / Mekanikal, Ruang Genset, dll.
Alat Pemadam Api MaxGuard mengunakan bahan / media pemadam api yang sesuai dengan kebutuhan fungsi ruang bangunan maupun klasifikasi kebakarannya, dimana pada setiap bangunan apapun dipastikan memiliki pembagian ruangan antara lain ruang-ruang bersih dan steril, ruang genset, ruang panel control / panel listrik, ruang penyimpanan bahan bakar minyak maupun fungsi-fungsi ruangan lainnya. Pada pembagian ruangan sesuai fungsi tersebut sangat diperlukan adanya penyesuaian dan ketepatan menempatkan alat pemadam api sesuai jenis dan sifat media pemadam api maupun klasifikasi kebakarannya.
KLASIFIKASI KEBAKARAN A : adalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya kertas, kayu, tekstil, plastik, benda-benda padat lain bukan logam, dll.
KLASIFIKASI KEBAKARAN B : adalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya bahan bakar minyak dan gas, antara lain bensin, solar, tiner, spriritus, minyak tanah, cat, oli maupun gas elpiji, dll.
KLASIFIKASI KEBAKARAN C : adalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya instalasi listrik, instalasi genset, instalasi elektronik, otomotif, dll.
KLASIFIKASI KEBAKARAN D : adalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya benda-benda logam, metal, alumunium, seng, baja, tembaga, dll.
Alat Pemadam Api MaxGuard tersedia dalam kemasan tabung Portable, Trolley dan Thermatic Auto Sprinkler dengan media Dry Chemical Powder, Carbon Dioxide, Gas Cair Ramah Lingkungan dan Foam Liquid. Pada setiap unit Alat Pemadam Api MaxGuard dilengkapi petunjuk cara penggunaan alat dengan tampilan yang sangat jelas, sehingga dengan mudah dapat dioperasionalkan oleh semua orang.
Keunggulan Alat Pemadam Api Maxguard (ABC Dry Chemical Powder)
• Mampu memadamkan api dengan sangat cepat dan efektif
• Instruksi pemakaian yang jelas dan kemudahan penggunaan
• Tersedia dalam berbagai macam ukuran sesuai kebutuhan
• Terdapat Indicator petunjuk tekanan dalam tabung
• Layanan service dan ketersediaan suku cadang
• Design sesuai standard International
• Daya padam ampuh teruji
• Harga Terjangkau
- Published in Pemadaman Api
Alat pemadam api
Alat pemadam api adalah alat perlindungan kebakaran aktif yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil, umumnya dalam situasi darurat. Pemadam api tidak dirancang untuk digunakan pada kebakaran yang sudah tidak terkontrol, misalnya ketika api sudah membakar langit-langit. Umumnya alat pemadam api terdiri dari sebuah tabung ber tekanan tinggi yang berisi bahan pemadam api.
Ada dua jenis utama alat pemadam kebakaran : yaitu bertekanan di dalam dan dioperasikan oleh cartridge. Dalam unit bertekanan di dalam, gas penyembur disimpan pada ruang yang sama dengan bahan pemadam kebakaran tersebut. Tergantung pada bahan yang digunakan, jika berbeda maka bahan pendorong yang digunakan juga berbeda. Pada alat pemadam berisi bahan kimia kering, umumnya digunakan nitrogen; alat pemadam air dan busa biasanya menggunakan udara. Alat pemadam api bertekanan di dalam adalah jenis yang paling umum. Sedangkan jenis Alat pemadam yang dioperasikan Cartridge gas penyembur berisi dalam cartridge yang terpisah yang harus ditekan lebih dulu sebelum mengalir keluar, mendorong bahan pemadam.
Jenis ini tidak seperti biasa, digunakan terutama untuk fasilitas industri, di mana memerlukan penggunaan dengan kemampuan yang lebih tinggi dari yang biasa. serta memiliki keuntungan karena lebih sederhana sehingga memungkinkan pemakai untuk cepat melaksanakan pemadaman, hingga mampu mengendalikan api dalam kurun waktu yang cepat. Tidak seperti jenis bertekanan di dalam yang menggunakan nitrogen, alat pemadam ini menggunakan pendorong karbon dioksida bukan nitrogen, meskipun model cartridge nitrogen juga kadang digunakan pada temperatur rendah.
Jenis alat pemadam yang digunakan di seluruh dunia dioperasikan oleh Cartridge tersedia dalam bahan kimia kering dan jenis serbuk kering serta berbahan basah seperti air, busa, kimia kering ( kelas ABC dan BC ), dan bubuk kering ( kelas D ).
Alat Pemadam api selanjutnya terbagi lagi menjadi pemadam genggam portable yang juga disebut alat pemadam genggam dengan berat antara 0,5-14 kilogram ( 1 sampai 30 pon ), karena mudah dibawa dengan tangan. berikutnya adalah Alat pemadam api beroda biasanya memiliki berat badan 23 + kilogram ( 50 + pound ). Model beroda ini yang paling sering ditemukan di lokasi bangunan, bandar udara, heliports, Serta Dok dan pelabuhan.
MACAM – MACAM JENIS MEDIA RACUN API
antara lain adalah :
DRY CHEMICAL POWDER
Merupakan kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan ammonium sulphate. Yang berfungsi mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api padam. Dry Chemical powder juga memiliki titik lebur yang rendah dan pada partikel yang sangat kering serta membengkak untuk membentuk penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk sehingga dapat menutupi area kebakaran (api), akhirnya api tidak akan menyala dikarenakan pijakannya ditutupi oleh Dry Chemical powder. Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas pemakaiannya karena dapat mematikan api kelas A, B, dan C.
Dapat menahan radiasi panas dengan kabut (serbuk) partikelnya. Tidak menghantarkan listrik ( Non Konduktif ). Kimia kering tidak beracun (Non Toxic).
Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia. Tabung Pemadam Api adalah salah satu produk yang menggunakan bahan dry chemical powder, karena memiliki tingkat kelas kebakaran A, B, dan C.
CARBON DIOXIDE ( Co2 )
Alat Pemadam api ABC CO2 adalah Senyawa / bahan kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon + 2 atom oksigen, yang dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun kegiatan manusia. Dapat digunakan memadamkan kebakaran kelas B dan C karena merupakan bahan gas, CO2 tidak merusak, dengan daya guna yang efektif dan bersih. Sangat efisien serta efektif digunakan dalam ruangan seperti kantor, lab dan ruangan lainnya.
Carbon Dioxide (CO2) dapat menyerap panas dan sekaligus mendinginkan. Konstruksi tabung dirancang khusus untuk menahan tekanan tinggi dan dilengkapi dengan selang yang panjang dengan nozzle yang berbentuk corong.
Tidak berbahaya terhadap tumbuhan dan hewan. Suhu yang rendah (-50oC) mungkin membekukan urat dan saraf manusia. Maupun manusia yang terjangkit penyakit seperti asma, akan lemas oleh CO2. Sangat cocok untuk memadamkan api yang terjadi akibat korsleting listrik, karena bersih dan aman untuk alat listrik khususnya.
FOAM AFFF (Aqueous Film Forming Foam)
Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam) adalah berbasis air dan sering mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluoro surfactant seperti : fluorotelomers, asam perfluorooktanoat (PFOA), asam perfluorooktanasulfonat (PFOS). Mereka memiliki kemampuan untuk menyebar di permukaan cairan berbasis hidrokarbon. “Alcohol resistant aqueous film forming foams” (AR AFFF) adalah busa/foam yang tahan terhadap reaksi dari alkohol, dapat membentuk lapisan/segmen pelindung ketika dipakai atau disemprotkan. Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A namun sangat cocok bila digunakan untuk kelas B. Bersifat Kondukstif (Penghantar Listrik). Tidak dapat dipakai untuk memadamkan api kelas C.
Foam bersifat ringan, sangat efektif untuk memadamkan zat cair yang mudah terbakar dengan cara mengisolasi oksigen serta menutupi permukaan zat cair untuk menghindari api yang dapat menjalar (meluas) kembali. Tidak digalakkan terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia. Foam adalah bahan yang mengakis supaya menutup permukaan pangkal api, maka letupan dapat kesan dielakkan.
Gas Pengganti Hallon Non CFC ( HCFC-141B )
Gas Pengganti Hallon/ HCFC-141b adalah senyawa kimia yaitu hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Merupakan senyawa dari 1,1-dichloro-1-fluoroethane menurut Chemical Abstracts. Merupakan pemadam api yang bersih dan tidak meninggalkan residu. Sangat efektif untuk digunakan pada semua risiko kelas kebakaran A, B dan C. Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif), sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik dan alat perkantoran modern lainnya. Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia. Gas pengganti hallon ini berkembang mengikuti zaman, sehingga banyak bermunculan produknya. HCFC-141B adalah salah satu gás pengganti hallon tersebut dan lainnya seperti : FM200, Hallotron dan lainnya dengan kualitas menyerupai Hallon. Hallon dilarang digunakan karena tidak ramah lingkungan merusak lapisan ozon. sebabnya yaitu memiliki CFC yang cukup tinggi dan kemungkinan merusaknya sangat besar. Harga dari Tabung Pemadam Api dengan isi Gas pengganti hallon relatif lebih tinggi dari harga Apar dengan isi yang lainnya karena harus ada lapisan khusus. Gas pengganti hallon sering digunakan di kapal, laboratorium, ruang arsip, ruang data center atau server, pesawat dan tempat dengan elektronik yang cukup banyak. dengan gas ini lebih aman dan bersih untuk alat-alat tersebut, sehingga tidak merusak.
CARA MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM API
Cara menggunakan alat pemadam api yang baik dan benar,
Tabung pemadam api kita ambil pada tempatnya
Cabut pin pengaman yang terletak di atas valep alat pemadam
Pegang selang tabung pemadam api pada ujung selang pemadam tersebut
Tekan tuas alat pemadam api sampai full
Usahakan berdiri di jarak 3 meter dan perlahan lahan maju hingga api mulai padam
Arahkan alat pemadam kebakaran pada yang telah ditekan full ke titik api.
Setelah itu yang terpenting cukup kita lihat arah mata angin, apinya mengarah atau bertiup ke arah mana.
( Kita Harus Berdiri Satu Arah Dengan Arah Angin )
- Published in Fire Alarm
Sistem Pengindera Kebakaran Fire Alarm System
Sistem pengindera api atau yang umum dikenal dengan fire alarm system adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem instalasi pemadam kebakaran ( fire fighting System ).
Di lapangan, dikenal 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu :
- Non addressable system.
Sistem ini disebut juga dengan conventional sistem. Pada sistem ini MCFA menerima sinyal masukan langsung dari semua detektor (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan komponen keluaran untuk merespon masukan tersebut. Sistem ini umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan tertentu pada suatu bangunan yang diamankan.
- Semi addressable system
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan / zoning pada detektor & alat penerima masukan berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona ini dikendalikan ( baik input maupun output ) oleh zone controller yang mempunyai alamat / address yang spesifik. Pada saat detektor atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasarkan zone controller yang mengumpankannya.
Dalam konstruksinya tiap zona dapat terdiri dari :
- satu lantai dalam sebuah bangunan / gedung.
- beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah bangunan / gedung.
- beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tai di sebuah bangunan / gedung.
Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjadi gejala kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.
- Full addressable system.
Merupakan pengembangan dari sistem semi addressable. Pada sistem ini semua detector dan alat pemberi masukan mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami kebakaran.
Untuk komponen utama sistem fire alarm terdiri dari :
- MCFA ( Main Control Fire Alarm )
MCFA merupakan peralatan utama dari sistem protection. MCFA berfungsi menerima sinyal masuk (input signal) dari detector dan komponen proteksi lainnya (fixed heat detector, smoke detector, ROR heat detector, dll).
- Alat Pendeteksi.
Alat pendeteksi atau detector adalah alat yang berfungsi sebagai alat penerima masukan yang bekerja secara otomatis.
Jenis detector kebakaran ini terbagi menjadi 4 macam yaitu:
- Detektor Panas ( Heat Detector ).
- Detektor Asap ( Smoke Detector ).
- Detektor Api ( Flame Detector ).
- Detektor Gas ( Fore Gas Detector ).
- Published in Fire Alarm
Instalasi Fire Hydrant System
Jika kita mendirikan bangunan, bukan hanya keindahan tampak bangunan dan keserasian bangunan terhadap lingkungan yang harus kita perhatikan.Namun juga keamanan bangunan tersebut terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang terdapat didalam bangunan tersebut. Selain itu juga harus diusahakan kemudahan bagi penyelamatan penghuni bila terjadi bencana. Setiap rencana instalasi dari bangunan yang akan dilaksanakan harus diteliti dahulu oleh seksi Instalasi dan Perlengkapan Bangunan/TPIB (Team Penasehat Instalasi dan PerlengkapanBangunan).
Beberapa macam Instalasi yang harus diperhatikan :
1. Instalasi Pemadam Kebakaran Sistem yang bisa digunakan antara lain :
Sistem Hydrant, Sistem Sprinkler, Sistem Fire Alarm
2. Instalasi Elevator & Eskalator
Didalam perencanaan instalasi Elevator dan Eskalator, yang harus diperhatikan:
Pola lalu lintas orang dan barang disekitar dan didalam gedung harus diperhatikan, Elevator penumpang, barang dan kebakaran harus terpisah, Cara penanggulangan bila terjadi keadaan darurat.
3. Instalasi Air Buangan
Didalam perencanaan instalasi air buangan, yang harus diperhatikan antara lain :
Sistem jaringan air kotor dan air hujan diluar bangunan, Sistem pengelolaan air kotor, Pengolahan air kotor tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya.
4. Instalasi Listrik
Didalam perencanaan instalasi listrik yang harus diperhatikan adalah :
Sakelar khusus ukuran (rating) pengaman jenis pengaman dan penampang kabel, Penempatan generator genset, Sumber tenaga yang digunakan PLN, atau pembangkit tenaga listrik sendiri.
5. Instalasi Plumbing
Didalam perencanaan instalasi plimbing yang harus diperhatikan adalah :
Sistem pemipaan air bersih, Sistem pemipaan air limbah, Sistem pemipaan air hujan, Sistem pemipaan air limbah.
6. Instalasi Air Codition dan Refrigeration
Apabila harus terjadi kebakaran, AHU pada lokasi kebakaran harus mati secara otomatis berbarengan dengan fire alarm bekerja, Faktor keamanan yang dipakai.
Untuk itu kami team perusahaan DEPOT SAFETY c/o. PT. Citra Total Proteksindo, siap membantu mengatasi permasalahn tersebut di atas, karena kami adalah perusahaan yang berfokus pada bidang keamanan gedung mulai dari perencanaan instalasi Fire Hydrant System, Fire Alarm System, Security System, Safes Equipment, Hydrant Equipment, Fire Extinguishers atau Alat Pemadam Api, dll.
Design, Installation, Testing, Commissioning of
Automatic Fire Hydrant System
Wet Riser, Dry Riser, Down Comer System, Automatic Sprinkler System, Automatic Fire Alarm System & Detection System, Micro Processor Based Analogue Addressed Fire Detection System, CO2 Gas Flooding System/Deep Seated System, High/Medium velocity Water Spray System, Automatic Fixed Foam System, Automatic Fixed & FM-200 Gas Based Extinguisher System, Dynamic Fire Extinguishing System, Hose Reel System, Fire Proof Door
- Published in Fire Alarm, Fire Hydrant, Pemadaman Api
AWAS BAHAYA KEBAKARAN!!!
AWAS BAHAYA KEBAKARAN!!!
Kebakaran sering kali terjadi disebabkan oleh hal remeh, seperti:
1. Lupa memadamkan kompor sesudah memasak.
2. Membuang rokok yang masih menyala.
3. Korsleting pada instalasi listrik atau beban pada stop kontak yang terlalu banyak.
4. Penyimpanan cairan mudah terbakar yang tidak benar.
5. Tidak tersedianya Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR) di tempat kerja atau rumah
Hal- hal remeh itu bisa menyebabkan kerusakan dan kerugian yang sangat besar.
Kerugian Harta seperti Rumah
Mobil
Bahkan Nyawa
- Published in Pemadaman Api
Fire Alarm System
Fire Alarm System– Kebakaran merupakan bencana yang sulit untuk di prediksi. Selain sulit diprediksi, akibat dari kebakaran juga akan memberikan dampak serta kerugian yang sangat luar biasa besar apabila kita tidak bisa menghentikan laju api. Oleh karena itu sistem untuk meminimalisir semakin meluasnya kebakaran juga terus di kembangkan salah satunya adalah dengan hadirnya fire alarm system. Seperti namanya alarm ini akan memberi petunjuk kepada kita dan memicu sistem pemadam yang di instal pada gedung atau suatu bangunan. Tujuannya tak lain tak bukan adalah agar kebakaran tidak semakin meluas dan dapat meminimalis kerugian atau bahkan korban jiwa. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tuntas tentang fire alarm system ini mulai dari definisi hingga jenis jenis dari fire alarm itu sendiri.
Grosir murah alat pemadam kebakaran :
List produk dan Harga : Jual Fire Alarm System
Hotline Call : 0811 250 8699, 0822 4281 8889
Definisi Fire Alarm System
Secara definisi fire alarm system merupakan sebuah sistem alarm kebakaran otomatis yang di rancang untuk mendeteksi keberadaan yang tidak di inginkan dari api dengan cara memonitor perubahan lngkungan yang terikat dengan pembakaran. Sementara itu secara umum, sistem alarm kebakaran ini berfungsi baik secara otomatis atau di tekan secara manual atau bisa juga keduanya. Sistem alarm otomatis di maksudkan untuk memberitahukan kepada penghuni bangunan untuk mengevakuasi apabila terjadi kebakaran atau darurat lainya. Sehingga penanganan dan pencegahan se dini mungkin dapat dilakukan oleh kru yang memang sudah bertanggung jawab.
Untuk fire alarm system yang bekerja secara otomatis, perubahan pada lingkungan sekitar dapat di asumsikan sebagai pertanda untuk mendeteksi bahaya kebakaran yang mengancam. Perubahan yang mungkin terjadi misalnya adalah keluarnya asap, meningkatnya suhu pada ruangan serta munculnya api atau gas. Oleh karena itu, sebuah fire alarm system akan selalu dilengkapi dengan sensor yang sangat peka terhadap keberadaan dari asap, panas, gas ataupun api. Secara sederhana, fire alrm system dapat kita kenali menjadi dua macam yakni sitem konvesional dan addressable. Sistem konvensional biasanya di gunakan pada bangunan yang tidak terlalu besar sedangkan sistem yang satunya digunakan pada bangunan besar karena sistemnya menggunakan kode digital yang dapat mendeteksi secara langsung lokasi terjadinya kebakaran pada suatu bangunan.
Penting ketahuai Fire Hydrant System
Pada bangunan besar, sensor panas, asap ataupun api yang terdapat di seluruh bangunan terhubung dengan satu panel alarm utama. Adapun penggunaan sesor pada fire alrm system sendiri disesuaikan dengan karakteristik dari ruangan yang ada. Sensor asap sendiri tidak bisa di taruh di dapur karena kita tahu bahwa dapur merupakan penghasil asap. Sebaiknya gunakanlah sensor pendeteksi api atau gas. Begitu juga pada kondisi dimana ruangan panas, detektor yang paling sesuai digunakan pada kondisi seperti ini adalah sensor gas serta asap. Adapun komponen yang terdapat pada fire alarm system ialah manual call point yang apabila kaca pada bagian tengah di pecahkan maka dapat mengaktifkan sirine tanda kebakaran. Adapun komponen yang selanjutnya adalah fire bell yang memiliki fungsi untuk mengeluarkan suara nyaring ketika saat terjadi kebakaran. Komponen terakhir yang ada pada fire alarm system adalah indicator lamp yang mempunyai dua buah fungsi. Fungsi yang pertama yakni sebagai tanda aktif sebuah fire alarm system serta fungsi yang ke dua adalah sebagai penanda adanya kebakaran.
Dari uraian panjang lebar di atas maka yang dinamakan dengan fire alarm system adalah system yang memiliki cara kerja yang berbeda dengan sistem pemadam kebakarn. Kedua jenis system ini berbeda secara mandiri. Perlu di tekankan bahwa fire alarm system bukanlah merupakan sistem pemadam kebakaran. Adapun tujuan dari fire alarm system ini adalah untuk menginformasikan kebakaran kepada seluruh penghuni bangunan melalui sitem alarm agar dapat segera mungkin mengevakuasi dari di lalapnya bangunan dari si jago merah. Fire alarm system ini sangatlah di anjurkan untuk dipasang pada gedung gedung penting serta yang bersifat publik seperti halnya rumah sakit, hotel, bank, pusat perbelanjaan dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya berikut akan kami uraikan secara detail tentang pembagian jenis dari fire alarm system ini.
Jenis Jenis Fire Alarm System
Seeperti yang sudah kita singgung di atas, fire alarm system dapat dibedakan menjadi dua acam yakni sistem konvensional dan sistem addressable. untuk lebih jelas perbedaan antara keduanya berkut ulasanya lengkapnya:
Sistem konvensional ini ciri khasnya adalah menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antara detector ke detector serta ke panel. Kabel yang di gunakan pada umumnya kabel listrik NYM 2X1.5 mm atau NYMH 2X1.5 mm yang di tarik di dalam pipa conduit semisal EGA atau Clipsal. Pada pemasangan bisanya menggunakan kabel tahan api dengan ukuran 2×1.5 mm terutama untuk kabel kabel yang menuju ke panel dan sumber listrik 220v. oleh sebab itu menggunakan kabel isi dua maka pemasangan ini disebut dengan 2 wire type. Selain itu juga di kenal sebagai tipe 3 wire dan 4 wire. Untuk tipe 2 wire type nama terminal pada detectornya ialah L(+) serta Lc(-). Kabel tersebut di hubungkan dengan panel fire alarm serta terminal yang memiliki label L dan C juga. Hubungan antar detector satu dengan detector yang lainya di lakukan secara parallel dengan syarat tidak boleh bercabang yang artinya harus ada titik awal dan terdapat pula titik akhir.
Pada titik akhir tarikan kabel biasanya di sebut dengan istilah End of Line. Sementara pada titik inilah detector fire yang terakhir di pasang serta di sini pula satu loop di nyatakan berakhir. Pada detector terakhir ini di pasang satu buah End of Line (EOL) resistor atau bisa juga menggunakan EOL Capasitor. Jadi yang benar adalah EOL resistor tersebut di pasang pada ujung loop, bukan di dalam control panel dan jumlahnya hanya satu EOL Resistor pada setiap loopnya. Oleh karena itu bisa dikatakan 1 loop – 1 zone yang di tutup dengan resistor EOL. Sementara yang di maksud dengan istilah konvensional adalah setiap detector hanya berupa kontak listrik biasa serta tidak mengirimkan ID alamat yang khusus.
3 Wire Type biasa digunakan apabila di kehendaki agar setiap detector yang ada memiliki aoutput masing masing yang berupa lampu. Adapun contoh aplikasinya adalah misalnya untuk kamar hotel serta rumah sakit. Sebuah lampu indicator yang di sebut dengan remote indicator lamp di pasang di atas pintu bagian luar setiap kamar dan akan menyala pada saat detector mendeteksi. Dengan cara seperti itu maka lokasi kebakaran dapat di ketahui orang luar melalui nyala lampu yang ada.
Sementara itu untuk tipe 4 wire pada umumnya di gunakan pada kebanyakan smoke detector 12 v supaya dapat di hubungkan dengan panel alarm rumah. Seperti yang telah kita ketahui Panel Alarm Rumah menggunakan sumber 12VDC untuk menyuplai tegangan ke sensor yang salah satunya bisa berupa smoke detector dengan tipe 4 wire ini. sementara itu, terdapat dua kabel yang dugunakan sebagai supplay +12v dan -12v sementara dua sisi yang lainya adalah relay No – C yang di hubungkan dengan terminal yang memiliki tanda ZONE dan COM pada panel alarm. Sementara tipe 4 wire ini juga bisa di gunakan apabila ada satu atau beberapa detector yang di tugaskan untuk mentriggerkan peralatan lain seperti halnya ketika terjadi kebakaran semisal ketika mematikkan saklar mesin pabrik, menghidupkan mesin pompa air serta mengaktifkan sistem penyemprotan air dan lain sebagainya. Biasanya detector 4 wire ini juga memiliki rentang tegangan antara 12VDC hingga dengan 24VDC.
Perlu anda ketahui juga bahwa sistem addressable kebanyakan di gunakan untuk instalasi fire alarm yang ada di gedung bertingkat seperti halnya hotel, perkantoran, mall dan lain sebagainya. Adapun perbedaan yang paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam hal alamat (address). Pada sistem ini setiap detector mempunyai alaat sendiri sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Oleh karena itu titik kebakaran sudah di ketahui dengan pasti karena panel bisa mengkonfirmasikan deteksi yang berasal dari detector yang mana yang bereaksi. Sementara untuk sistem konvensional hanya mengkonfirmasikan deteksi yang berasal dari zona atau loop tanpa mampu memastikan detector mana yang mendeteksi . Sebab 1 loop atau zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector bahkan terkadang malah lebih.
Agar mampu menginformasikan tentang alamat ID maka di perlukanlah sebuah module yang biasa di sebut dengan monitore module. Adapun ketentuanya adalah satu module untuk satu, maka di perolehlah sistem yang benar benar addressable. sementara itu yang di maksud dengan addressable detector adalah detector konvensional yang akan dijadikan addressable maka dia harus di hubungkan dengan monitor module yang terpisah. Dengan menggunakan teknik rotari switch ataupun DIP switch maka alamat module detector dapat ditentukan secara berurutan semisal dari 001 hingga 127.
Satu hal lagi yang menyebabkan sistem addressable ini kalah pemasanganya dengan sistem konvensional adalah masalah harga. Terlebih apabila menerapkan fully addressable yang mana jumlah module merupakan sama dengan jumlah keseluruhan detector maka costnya juga cukup mahal. Sebagai jalan tengah maka ditempuhlah cara semi addressable hanya satu module yang melayani beberapa detector convensional. Di dalam panel addressable sendiri tidak terdapat terminal Zone L C, melainkan yang ada adalah terminal loop. Dalam satu tarikan loop sendiri biasanya di pasang hingga 125 hingga 127 module. Apa itu artinya, artinya adalah jumlah detector bisa sampai 127 titik atau 127 zona fully addressable hanya dalam satu tarikan saja. Oleh karena itu untuk model panel addressable yang memiliki kapasitas 1 loop sudah dapat menampung 127 titik detector. Jenis panel addressable 2 loop artinya dapat menampung 2 x 127 module atau sama dengan 254 zone atau seterusnya.
Harga Fire Alarm System
Dari berbagai macam jenis sistem proteksi kebakaran tentunya perangkat fire alarm system menjadi pilihan prioritas sebagai salah satu perangkat proteksi yang di pasang pada bangunan untuk mengantisipasi terjadinya resiko kebakaran yang melanda. Hal ini tak lain di sebabkan oleh rangkaian perangkat fire alarm system yang memiliki fungsi yang bertingkat baik sebagai detektor otomatis jenis heat, flame, smoke selain itu alat ini juga merupakan perangkat yang memiliki fungsi sebagai pengaktif alarm peringatan kebakaran yang juga akan bekerja secara otomatis. Dengan menggunakan komponen utama control panel yang ada pada perangkat fire alarm system maka fungsi dari perangkat hydrant pun juga dapat di aktifkan. Melihat dari fungsi fungsi yang bercabang tersebut maka tidak heran jika pemilik bangunan mempercayakan perlindungan kebakaran bangunan kepada perangkat proteksi kebakaran yang super canggih ini.
Berkenaan dengan daftar harga dari instalasi fire alarm system, tentu akan berbeda beda antara satu distributor dengan distributor yang lainya. Pada umumnya harga instalasi fire sistem ini dipatok dengan cara menghitung per komponen perangkat yang di butuhkan. Misalnya untuk komponen smoke detector maupun heat detector hanya menghabiskan biaya paling sedkit sekitar Rp 50.000 per 1 detektot. Sementara itu untuk biaya instalasi gas detector dan flame detector pe satu buahnya akan menghabiskan biaya minimal sebesar Rp 150.000. sementara itu untuk memasang sistem wiring atau perkebelan maka akan menghabiskan biaya kurang lebih Rp 1.500 per meternya.
Sedangkan untuk jasa pemasangan komponen utama control panelnya dengan model conventional system maka akan menghabiskan biaya minimal Rp 50.000 per zona yang di pasang. Harga untuk pemasangan satu set komponen fire alarm yang mencakup komponen alarm bell, MCP serta indicating lamp akan menghabiskan minimal biaya Rp 175.000 per satu setnya. Harga di atas tersebut kami langsir dari harga umum. Sehingga tetap ada kemungkinan akan terjadi kenaikan harga jasa setiap saat. Untuk mendapatkan harga yang terbaik dari fire alarm system ini anda bisa membuka situs internet yang anda miliki pasalnya kini banyak distributor fire alarm ini yang memiliki akun yang bisa kita akses baik melalui sosial media atau langsung dari situs resminya.
Sekedar untuk mengingatkan bahwa demi untuk menghindari hal yang tidak di inginkan maka di harapkan proses pemasangan perangkat ini terutama yang paling rumit harus di tangani oleh orang yang memang benar ekspert di bidangnya. Anda juga tidak perlu khawatir dengan biaya tambahan yang terlalu mahal. Pasalnya harga tambahan tersebut relatif terjangkau dan jauh akan lebih baik jika dibandingkan dengan resiko kerugian yang akan di akibatkan di kemudian hari apabila kita mempercayakan pemasangan kepada mereka yang tidak ahli dalam bidanganya. Dan sangat tidak di anjurkan untuk memasng fire alarm system ini senidi.
Karena seperti yang telah kita sebutkan di atas tadi, perangkat pemberi tahu kebakaran ini memiliki detail dan komponen yang banyak dan rumit serta harus menyusunya satu persatu dengan urutan yang benar. Selain itu, satu komponen dengan komponen yang lainya memiliki keterkaitan sehingga harus terpasang dengan baik dan saling tergantung satu sama lainya. Artinya apabila satu komponen tidak terpasang dengan baik dan benar maka tidak menutup kemungkinan system tidak akan bekerja dengan baik dan itu artinya keamanan ketika terjadi kebakaran menjadi taruhanya. Oleh karena itu mengandalkan oranga dalam bidangnya merupakan hal yang mutlak agar mendapatkan hasil yang maksimal. Demikianlah ulsan tentang fire alarm system. Semoga bermanfaat !
- Published in Fire Alarm
Fire Hydrant System
Fire Hydrant System Kebakaran merupakan suatu kejadian yang tidak kita harapkan dan inginkan karena akan merusak serta menimbulkan kerugian. Sifatnya yang tidak di prediksi maka untuk mengurangi efek kebakaran tindakan prefentif harus di lakukan. Oleh karena itu, bangunan besar dan rawan kebaran yang akan menimblkan banyak korban jiwa harus di lengkapi dengan sistem pemadam kebakaran. Salah satu sistem kebakaran yang umum di gunakan untuk bangunan besar atau bangunan yang di tujukkan untuk aktifitas orang banyak adalah fire hydrant. Keberadaaan fire hydrant ini sangatlah penting untuk mencegah api berkorban lebih luas lagi dan memakan bangunan sekitar. Selain itu, dengan fire hydrant ini diharapkan tidak sepenuhnya tergantung terhadap kedatangan petugas pemadaman kebakaran yang memerlukan waktu untuk bisa mengakses titik api yang di tuju.
Grosir murah alat pemadam kebakaran :
List produk dan Harga : Jual Fire Hydrant System
Hotline Call : 0811 250 8699, 0822 4281 8889
Meski kita sering melihat fire hydrant yang memang biasanya sudah terinstal pada bangunan bangunan besar, namun beberapa dari kita tentu masih bingung tentang seluk beluk fire hydrant terutama cara kerja dari fire hydrant itu sendiri. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas secara tuntas apa itu yang di maksud dengan fire hydrant! Berikut ulasan lengkapnya untuk anda tentang seluk beluk
Definisi Fire Hydrant System
Fire hydrant system merupakan sistem pemadam kebakaran yang terdiri dari beberapa subsistem seperti halnya pompa, air, perapian serta komponen hydrant yang lainya. Atau lebih jelasnya adalah sistem suatu pemadam kebakaran yang terhubung dengan sumber air yang memiliki tekanan tinggi dan akan mendistribusikan air ke lokasi pemadaman api dengan laju yang cukup. Alat ini sendiri (hydrant) bermanfaat untuk memadamkan api tanpa harus takut penggunannya khawatir terjadi kekurangan pasokan air. Hydrant sendiri pada dasarnya terdiri dari dua jenis yakni hydrant pillar dan hydrant box. Untuk mengenali sistem hydrant ini sebenarnya sangatlah gampang karena memang letaknya yang akan mudah di temui dan di cat dengan warna yang mencolok yakni merah dengan tujuan agar mudah untuk di temukan (dikenali).
Penempatan dari Fire Hydrant System sendiri memang mengharuskan pada lokasi yang mudah di akses, mudah di lihat serta mudah di jangkau dan dapat mengcover seluruh bagian (daerah) apabila sewaktu waktu terjdi kebakaran. Untuk hydrant box biasanya akan di tempatkan di dalam gedung yang mana selng pemancar air serta nozzle pemancar air telah di taruh dalam box merah serta dapat segera di sambungkan dengan menggunakan sistem hydrant sehingga nantinya dapat di tarik menuju lokasi titik kebakaran yang terjadi untuk di lakukan pemadaman. Sementara untuk Hydrant Pillat biasanya di tempatkan di luar bangunan yang mana Hydrant ini dapat di sambungkan dengan menggunakan selang menuju kendaraan pemadam kebakaran sebagai suplau air untuk mobil Damkar serta dapat juga di gunakan untuk melakukan pemadaman api di sekitar lokasi titik api yang menyala.
Harga Fire Hydrant System
Untuk mengetahui harga fire hydrant system kita tidak bisa mengeneralisir harga keseluruhan instalasi dari sistem hydrant. Karena detail setiap kebutuhan antara bangunan satu dengan bangunan yang lainya berbeda satu sama lainya. Terlebih, fire hydrant system sendiri harga per itemnya memiliki banderol harga sendiri sendiri. Oleh karena itu berikut kami akan berikan urain tentang harga sistem hydrant per itemnya.
- Indoor Hydrant Box 125 cm x 75 cm x 18 cm di banderol dengan harga Rp. 978.500
- Hydrant Pillar di banderol dengan harga Rp. 3.467.500
- Out Door Hydrant Box 955 cm x 66 cm x 20 cm di banderol dengan harga Rp. 1.434.500
- Hydrant Valve di banderol dengan harga Rp 950.000
- Siamese Connection di banderol dengan harga Rp. 3.078.000
- Fire Hose panjang 30 meter di banderol dengan harga Rp 950.000 = Rp 1.430.000
- Hose Nozzle 2,5” di banderol dengan harga Rp 560.000
- Hose Nozzle 1,5” di banderol dengan harga Rp 361.000
Di atas merupakan daftar harga dari bagian bagian sistem dari hydrant. Perlu di ingat harga di atas merupakan harga rata rata yang ada di pasaran dan tidak menutup kemungkinan anda akan menemukan harga yang lebih murah atau lebih mahal ketika ingin membeli system hydrant di toko penjual alat alat pemadam kebakaran. Sementara itu untuk menemukan toko penjual alat alat / piranti dari fire hydrant system ini anda bisa mencarinya di toko alat alat pemadam kebakaran yang ada di sekitar tempat tinggal anda. Apabila tetap sulit untuk menemukannya maka anda bisa menggunakan / memanfaatkan situs internet untuk mencari di mana anda bisa menemukan dan membeli alat alat dari sistem hydrant ini. pasalnya, perlu anda ketahui bahwa dewasa ini banyak distributor alat pemadam kebakaran yang sudah memiliki akun yang bisa kita akses baik menggunakan sosial media atau langsung situs website mereka.
Jenis Jenis Fire Hydrant System
fire hydrant system sendiri pada dasarnya dapat di klasifikasikan menjadi tiga sistem yakni sistem hidran gedung, sistem hydrant halaman dan sistem hydrant kota. Setiap klasifikasinya memiliki perbedaan dan ciri khas tersendiri. Untuk lebih jelasnya apa saja yang menjadi perbedaan mendasar antara sistem hydran gedung, halaman dan kota! Berikut kami akan berikan ulasanya khusus buat anda.
- Sistem hydrant gedung
Sistem hydrant gedung adalah sistem pemadaman yang sengaja di pasang pada gedung gedung oleh pemilik gedung. Sistem ini sendiri terdiri dari tiga kelas yakni kelas 1 dengan menggunakan selang kebakaran yang memiliki diameter 2,5” untuk pemadam yang terlatih. Sementara untuk kelas II memang sengaja di gunakan untuk kebakaran dengan ukuran selang berdiameter 1,5” yang di tujukan untuk penghuni gedung yang belum terlatih serta yang terakhir adalah kelas III yang merupakan penggabungan antara hydran gedung kelas I dan hydrant gedung kelas II.
- Sistem hydrant lapangan
Sistem hydrant lapangan adalah sistem pemadaman kebakaran yang di pasang di luar gedung atau pada halaman dan umumnya terdapat pilar.
- Sistem hydrant kota
Sistem hydrant kota adalah tipe hydrant yang ada di perkotaan yang secara khusus di psang oleh pemerintah kota untuk mengatisipasi apabila terjadi kebakaran di secara mendadak. Pemsangan hydrant kota ini biasanya akan di instal di tempat tempat yang banyak aktifitasnya seperti gedung rakyat, gedung pemerintahan dan pasar.
Di atas itu merupakan klasifikasi dari sistem hydrant berdasarkan instalasi dimana sistem hydrant tersebut di pasang. Perlu anda ketahui, sistem hydrant sendiri pada dasarnya tidaklah segampag yang kita lihat karena pada dasarnya sistem hydrant terdiri dari beberapa komponen yang di gabungkan menjadi sebuah sistem yang dapat mengalirkan air ke satu lokasi apabila terjadi sebuah kebakaran sehingga akan lebih mudah untuk melakukan proses pemadaman. Sistem hydrant yang terinstal dalam suatu lokasi baik indoor maupun outdoor adalah bagian terakhir dari rumitnya sistem hydrant yang dapat di gunakan sewaktu terjadi kebakaran. Alat ini sendiri memiliki sistem pemasangan yang terintegrasi dengan komponen pendukung lainnya seperti halanya Rumah Pompa, pipa utama pengalir air dan pipa bertekanan. Ini dapat di simpulkan bahwa untuk pemasangan sistem hydrant ini membutuhkan perencanaan yang matang serta bukan sekedar penemapatan hydrant box ataupun hidrant pillar seperti yang kita lihat pada bangunan sekeliling kita.
Jenis Jenis Pompa pada Fire Hydrant System
Perlu anda ketahui bahwa fire hydrant system tersusun dari pompa hydrant yang memiliki fungsi untuk mengalirkan air dari tanki penampungan menuju nozzle. Pompa hydrant sendiri umumnya di taruh pada ruangan khusus yang biasa di sebut dengan rumah pompa. Tanki penampungan pada sistem ini sendiri terbagi menjadi tiga jenis yakni tanki bawah tanah, tanki bertekanan serta tanki gravitasi yang akan bekerja berazazkan gaya grafitasi. Tanki sendiri berfungsi sebagi tempat penyimpanan air untuk kemudian akan di suplai oleh pompa hydrant dan di distribusikan melalu jaringan pipa hydrant menuju arah titik ydrant pillar. Instalasi tanki penyimpanan air sementara yang ada di bawah tanah (ground tank) di sistem fire hydrant di buat dengan fungsi utama untuk menyuplai kebutuhan fire hydrant ketika terjadi kebakaran. Air tersebut tidak boleh di pergunakan untuk kebutuhan lainya selain untuk memadamkan kebakara. Secara umum, ground tank (tanki bawah tanah) sudah di rancang sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan untuk memadamkan api sembari menunggu mobil atau petugas pemadam kebakaran datang ke lokasi di mana terjadi kebakaran. Kapasitas tankinya sendiri harus sesuai dengan daya pompa yang artinya air pada tanki harus cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga bantuan dari dinas kebakaran datang untuk menjinakkan si jago merah.
Pompa sendiri pada dasarnya akan bekerja karena adanya listrik sebagai penggerak. Akan tetapi pada saat terjadi kebakaran umumnya PLN justru akan memadamkan jaringan listrik dengan alasan yang cukup rasional yakni agar kebakaran tidak menyebar dan menimbulkan konstleting listrik yang akan menimbulkan kerugian yang besar. Oleh karena itu, pompa hydrant memiliki beberapa jenis yang memang di sesuiakan dengan dimana pompa tersebut hendak di instal. Untuk lebih jelasnya berikut uraian tentang jenis jenis dari pompa yang ada pada fire hydrant system.
- Jockey Pump
Pompa ini adalah pompa paling umum yang di gunakan untuk pemadam kebakaran karena pompa jenis ini akan langsung mendistribuskan air hydrant ketika posisi standby oleh karena itu air akan juga selalu berada pada jaringan. Pompa model ini juga memiliki fungsi untuk menjaga tekanan statis yang ada di dalam jaringan hydrant. Ketika saat terjadi kebocoran pipa maka pompa ini secara otomatis bekerja untuk mengembalikan air pada tekanan semual yang direncanakan. Kondisi pompa jockey sendiri juga sering di manfaatkan untuk menentukkan apakah terjadi kebocoran pada pipa atau tidak. Jadi, operasional dari pompa jenis yang pertama ini adalah di desain khusus bekerja secara otomatis ketika salah satu katup pengeluaran air di buka atau apabila terjadi ke bocoran serta akan berhenti sendiri secara otomatis ketika katup di tutup atau kebocoran pipa berhasil di atasi.
- Electrical pump
Pompa ini merupakan pompa yang memiliki fungsi untuk mengalirkan air pada sistem dengan sistem kemampuan laju air lebih besar apabila dibandingkan dengan pompa sebelumnya. Pompa ini sendiri akan bekerja berdasarkan pada tekanan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pompa ini sendiri bekerja ketika kebutuhan debit air tinggi.
- Deisel pump
Pompa ini memiliki sistem kerja dengan menggunakan / mengadopsi mesin deisel sebagai penggerak mesin. Oleh karena itu, pompa model ini sangat berguna ketika PLN sedang melakukan pemadaman listrik.
Perencanaan Instalasi Fire Hydrant System
Karena fire hydrant system ini memiliki peran yang sangat krusial untuk memadamkan kebakaran maka untuk melakukan instalasi atau pemasangan kita butuh perencanaan yang matang dan terukur. Untuk lebih jelasnya berikut kami akan berikan ulasan lengkap tentang tiag hal utama yang harus di perhatikan dalam perencanaan dalam sistem fire hydrant.
- Marking lokasi
Marking lokasi adalah pemetaan terhadap lokasi yang bertujuan untuk penempatan posisi hydrant box maupun hydrant pillar dalam arti jauh dekatnya dengan lokasi bangunan, yang mudah terlihat, mudah di jangkau serta tidak mengganggu atifitas serta fungsi dari tempat tersebut.
- Keberadaan dari pipa pengalir air
Keberadaan dari pipa pengalir air ini juga harus di perhitungkan. Adanya pipa pengalir air ini ke seluruh titik yang telah di tentukan untuk di tempatkan hydrant box serta hydrant pillar sehingga setiap area yang telah dilengkapi dengan sistem hydrant akan terjangkau oleh aliran air.
- Jalur pipa memiliki akses khusus
Jalur pipa memiliki akses khusus artinya pipa pengalir air untuk sistem hydrant adalah jaringan pipa tersendiri yang tidak boleh di gabungkan dengan sistem jaringan air lainnya. Hal tersebut bertujuan agar akses air ke hydrant box dan hydrant pillar bebas dari hambatan.
Itulah hal hal yang perlu anda perhatikan dan planningkan secara matang ketika hendak memasng sistem hydrant. Dengan perencanaan yang bagus maka hambatan yang mungkin akan terjadi bisa kita menimalisir sebisa mungkin.
Pemeliharaan Fire Hydrant System
Setelah planning atau perencanaan dari instalasi sistem hydrant ini anda rencanakan dengan matang dan juga sudah terpasang dengan sesuai semestinya maka langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah pemeliharaan dari hydrant sendiri. pasalya, sistem fire hydrant ini sendiri perlu di lakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala, tes serta survei untuk membuktikan bahwa sistem hydrant mampu bekerja dengan baik. System hdrant sendiri harus di periksa secara menyeluruh untuk memastikan bahwa alat alat serta komponen pendukung yang lainnya dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya untuk memenuhi tujuan utama dari pemasangan hydrant sendiri yakni keselamatan dan untuk memadamkan kebakaran. Adapun hal hal yang harus di perhatikan dan perlu di periksa adalah
- Tempat penyimpanan air
- Rumah pompa
- Hydrant valve dan coupling
- Pipda dan valve
- Fire Hose dan Nozzle
Guna mendapatkan hasil yang baik maka seluruh kretiria atau prosedural di atas harus di jalankan secara benar dan cermat. Dan apabila sewaktu waktu ditemukan keanehan maka segera mungkin untuk memeriksa dan bial perlu menggantinya dengan yang baru. Tempat penyimpanan air juga harus di pastikan penuh sehingga apabila sewaktu waktu terjadi kebakaran maka sistem memang benar benar dalam keadaan on fire. Demikianlah ulasan tentang Fire Hydrant System. Semoga bermanfaat !
- Published in Fire Hydrant